Entri Populer

Minggu, 21 Juni 2009

INFEKSI DARAH


Infeksi darah merupakan istilah yang dipakai oleh dokter untuk menjelaskan penyakit septicaemia atau bacteraemia kepada pasiennya.

Apabila kita memiliki luka yang terbuka, maka ada kemungkinan luka tersebut terinfeksi oleh bakteri dan apabila bakteri tersebut masuk dan tinggal di dalam darah maka disebut bacteraemia.

Apabila suatu luka terinfeksi maka di tempat luka tersebut akan terjadi reaksi radang. Reaksi radang atau peradangan diawali dengan teraktivasinya sel-sel radang (polymorfonuclear leucocyte, macrofages dan lymphocytes). Sel-sel radang yang teraktivasi ini akan mengeluarkan zat-zat mediator (Tumour Necrosis Factor, IL-6, IL-8, Interferon dan Eicosanoids) yang khirnya terjadilah peradangan pada luka yang terinfeksi dan jaringan disekitarnya.

Namun pada beberapa kasus zat-zat mediator yang dilepaskan oleh sel-sel radang yang teraktivasi sangat berlebihan, sehingga peradangan tidak hanya bersifat lokal namun dapat terjadi peradangan yang menyeluruh di semua jaringan (termasuk jaringan yang sehat). Hal inilah yang disebut dengan septicaemia.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya terjadinya infeksi darah memerlukan sumber infeksi. Sumber infeksi ini dapat beupa infeksi pada paru-paru (pneumonia), infeksi saluran kencing, atau infeksi saluran empedu. Selain itu pada pasien-pasien yang dirawat dirumah sakit, sumber infeksi dapat berupa luka operasi yang terinfeksi, selang kandung kencing yang sudah lama tidak diganti dan juga dapat terjadi melalui jarum infus.

Gejala-gejala yang muncul pada infeksi darah adalah panas, jantung berdebar, peningkatan frekwensi pernafasan dan hipotensi, Pada bakteri-bakteri tertentu memiliki gejala khas, yaitu:
  • Stafilokokus yang memproduksi exotoxin yang disebut toxic shock syndrome toxin-1. Pada toxic shock syndrome gejala khas yang muncul berupa: panas badan, kemerahan pada kulit, diare dan syok.
  • Meningokokus memproduksi the waterhouse friderichsen syndrome. Pada the water friderichsen syndrome gejala khas yang muncul berupa perdarahan di bawah kulit yang luas dan syok, yang dapat menyebabkan kematian dengan cepat apabila tidak segera ditangani.
Untuk mengetahui penyakit infeksi darah maka harus dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah ini tidak mahal dan merupakan suatu pemeriksaan yang sering dan rutin dikerjakan. Yang dimaksud dengan pemeriksaan darah lengkap adalah perhitungan dari komponen-komponen darah, antara lain: menghitung jumlah sel darah putih, sel darah merah, sel pembekuan darah, hemoglobin (Hb atau pengangkut oksigen), kekentalan darah dan juga dapat diketahui keragaman bentuk dan ukuran sel-sel darah.

Untuk memastikan penyebab penyakit infeksi darah maka harus dilakukan kultur atau pembiakan dari bakteri penyebab. Bahan dari pembiakan ini dapat berupa darah, air seni, nanah atau dahak. Pemeriksaan ini cukup mahal dan hasilnya baru dapat diketahui antara lima sampai sepuluh hari. Namun dari pemeriksaan ini dapat diketahui kuman penyebab dan antibiotik apa yang sesuai untuk membunuh bakteri tersebut.

Pengobatan dengan antibiotik harus segera diberikan mengingat penyakit infeksi darah ini sangat berbahaya. Jenis antibiotik ynag digunakan merupakan antibiotik yang dapat membunuh hampir seluruh jenis bakteri (bersifat luas) atau kombinasi dari beberapa antibiotik yang diharapkan dapat membunuh hampir seluruh jenis bakteri. Namun apabila jenis bakteri penyebab sudah diketahui dengan pemeriksaan kultur, maka antibiotik yang digunakan sesuai dengan hasil pemeriksaan kultur. Jenis-jenis antibiotik yang sering digunakan antara lain: gentamisin, cefotaxime dan metronidazole.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya proses peradangan yang bersifat menyeluruh (tejadi di seluruh tubuh) dapat sangat berbahaya, maka terdapat pengobatan yang ditujukan untuk mengurangi bahkan menghentikan proses peradangan ini. Pengobatan yang dimaksud adalah pemberian Protein C manusia yang sudah teraktivasi. Pengobatan dengan cara ini relatif baru dan mahal. Biasanya hanya diberikan pada pasien dengan kegagalan fungsi multiorgan.

Bagaimana Protein C manusia dapat bermanfaat? Dalam keadaan normal pada darah akan terbentuk Protein C yang akan teraktivasi apabila ada proses peradangan yang berlebihan . Protein C yang teraktivasi ini memiliki fungsi untuk mengatur tingkat peradangan yang terjadi. Jadi dengan kemampuan Protein C untuk mengatur tingkat peradangan ini maka Protein C dapat diguakan untuk pengobatan septicaemia.