Entri Populer

Selasa, 04 Januari 2011

MITOS DAN FAKTA

Mitos atau Fakta?
Penderita penyakit tifes (Thypoid fever) harus makan bubur.
Penyakit tifes merupakan penyakit infeksi pada saluran pencernaan (usus halus) yang dikarenakan oleh bakteri (Salmonella sp). Oleh karena usus halus mengalami infeksi maka usus halus harus diistirahatkan. Dahulu mengistirahatkan usus halus dengan cara tidak boleh makan yang kasar-kasar (diantaranya nasi), dan disarankan makan bubur. Denagan makan bubur diharapkan usus halus tidak bekerja terlalu berat untuk mencerna makanan sehingga dapat langsung diserap. Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan maka teori ini sudah tidak terpakai lagi, sebab dengan makan bubur akan menyebabkan usus halus bekerja lebih berat. Mengapa demikian? Dalam nasi kandungan terbesarnya adalah karbohidrat. Pengolahan karbohidrat terbesar menjadi nutrisi (gula) yang siap diserap oleh usus halus adalah pada mulut. Saat di mulut nasi akan dikunyah dan dicampur dengan enzym ptialin yang ada dalam air liur, sehingga akan menjadi nutrisi (gula) yang siap diserap oleh usus halus. Sebaliknya apabila penderita tifes makan bubur maka bubur akan segera ditelan tanpa diproses dimulut yang mencampur air liur dengan bubur. Sehingga bubur akan masih tetap dalam bentuk karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh usus halus. Untuk dapat memproses karbohidrat menjadi nutrisi (gula) yang siap diserap, usus halus harus bekerja ekstra. Selain itu kita jelas mengetahui bahwa kandungan Kalori (energi) dalam nasi lebih besar daripada bubur. Pada orang yang sakit harus mendapatkan energi yang cukup agar dapat segera sembuh. Dengan alasan diatas maka saat ini penderita tifes disarankan untuk makan nasi, bukan lagi bubur. Jadi penderita penyakit tifes harus makan bubur merupakan mitos.

Mitos atau fakta?
Semakin banyak minum penderita penyakit demam berdarah akan semakin cepat sembuh.
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty melalui gigitannya. Sebenarnya penamaan penyakit ini tidak sepenuhnya benar. Pada fase awal penyakit ini disebut dengan demam dengue (Dengue fever), dan pada keadaan yang berat baru disebut demam berdarah (DHF: Dengue Haemorrhagic Fever). Disebut demam berdarah oleh karena memiliki gejala perdarahan pada banyak tempat yang dapat terlihat maupun yang ada dalam tubuh (tidak terlihat). Pada demam dengue gejala yang paling sering dipantau adalah panas badan, sedangkan pemeriksaan laboratorium yang sering dipantau adalah sel pembekuan darah (trombosit), hemoglobin, sel darah putih (leukosit) dan kekentalan darah (hematokrit). Sedangkan pada demam berdarah pemantauan lebih banyak lagi oleh karena terjadinya perdarahan. Pada demam dengue dan demam berdarah, trombosit akan terus menurun seiring dengan semakin beratnya penyakit ini. Trombosit seperti yang telah kita ketahuai sebagai sel pembekuan darah maka sel ini bertugas untuk menjaga pembeluh darah tetap dalam keadan utuh. Jika jumlahnya terlalu sedikit maka akan terjadi kebocoran pembuluh darah yang dapat menyebabkan air berpindah menuju ke jaringan sehingga terjadi pengentalan darah (hematokrit yang meningkat). Karena alasan inilah maka penderita penyakit demam dengue dan demam berdarah disarankan untuk minum lebih banyak dari biasanya, namun bukan berarti semakin banyak minum semakin cepat sembuh. Jumlah air yang disarankan untuk diminum adalah 2-3 liter sehari. Apabila minum terlalu banyak maka dapat mempercepat terjadinya perdarahan (karena tekanan dalam pembuluh darah yang meningkat), menyebabkan kerja ginjal semakin berat dan bahkan dapat menyebabkan bengkak pada seluruh tubuh (biasanya dimulai pada kelopak mata dan kedua kaki). Untuk dapat menilai apakah minum sudah cukup dan tidak berlebihan maka dapat digunakan jumlah produksi dan warna air kencing. Jumlah produksi air kencing dalam sehari dapat ditentukan dengan rumus 0,5 sampai 1 X BB X 24. Jadi apabila perkiraan berat badan 50 Kg maka jumlah produksi air kencing yang ideal adalah 600-1200 mL. Sedangkan warna air kencing penilaiannya lebih subyektif dimana warna yang ideal adalah putih dengan sedikit kuning. Apabila terlalu kuning itu menandakan tubuh kekurangan cairan. Jadi semakin banyak minum penderita penyakit demam berdarah akan semakin cepat sembuh merupakan mitos.

Mitos atau fakta?
Menggunakan masker dapat mencegah kita tertular penyakit influenza.
Penyakit influenza merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza. Influenza ditularkan melalui droplet (partikel air yang berukuran sangat kecil) yang mengandung virus influenza yang dikeluarkan saat menghembuskan nafas maupun dibatukkan oleh penderita Influenza. Dengan menggunakan masker tidak akan melindungi kita dari virus ini, oleh karena ukuran virus influenza lebih kecil dari pori-pori masker, sehingga virus dapat menembus masker. Sebenarnya masker ada beberapa tipe. Masker yang tidak dapat ditembus virus influenza adalah masker yang pori-porinya lebih kecil dari ukuran virus influenza. Dipasaran biasanya masker ini dikode dengan N-95. Harga masker ini cukup mahal dan biasanya digunakan hanya oleh petugas kesehatan dalam penanganan kasus-kasus influenza yang sangat berisiko seperti kasus flu burung (avian flu) dan (swine flu) flu babi. Masker ini akan efektif apabila cara pemakaiannya tepat dan harus menutup hidung dan mulut secara rapat. Masker yang saat ini banyak terdapat dipasaran adalah masker bedah. Dinamakan demikian oleh karena masker ini banyak digunakan untuk kasus-kasus bedah. Fungsi masker ini sebenarnya adalah untuk mengurangi jumlah bakteri atau virus yang disebarkan oleh si pemakai. Dengan menggunakan masker ini maka sebagian besar virus dan bakteri akan tertahan oleh masker dan sebagian kecil lagi masih dapat tembus keluar. Jadi yang seharusnya menggunakan masker adalah penderita penyakit influenza dan bukan kita yang sehat. Cara pencegahan yang paling efektif adalah menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan optimal. Mencuci tangan, menjaga jarak kurang lebih satu meter saat berinteraksi dengan penderita influenza, dan istirahat dirumah apabila sakit influenza dapat mengurangi penyebaran penyakit ini. Jadi menggunakan masker dapat mencegah kita tertular penyakit influenza merupakan mitos.

Mitos atau fakta?
Minum obat sebaiknya setelah makan.
Obat merupakan zat aktif yang digunakan oleh para dokter untuk mengobati pasiennya. Agar dapat berefek baik, maka penggunaan obat harus tepat tujuan, tepat dosis dan tepat pemakaian. Pemakaian obat sangat bergantung pada karakteristik obat itu sendiri. Ada obat yang diminum sehari empat kali, tiga kali, dua kali ataupun satu kali dalam sehari, bahkan ada pula yang hanya diminum sekali dalam seminggu atau hanya cukup minum satu kali saja untuk satu penyakit yang sedang diderita. Begitu pula waktu yang tepat untuk minum obatpun bervariasi, ada yang baik diminum sebelum makan (dalam keadaa perut kosong), saat makan, dan setelah makan. Obat yang baik diminum sebelum makan adalah obat-obatan yang penyerapannya dihambat oleh makanan. Obat yang baik diminum saat makan adalah obat-obatan yang penyerapannya dibantu oleh makanan dan obat-obatan yang memang fungsinya adalah membantu dalam pencernaan makanan. Obat-obatan yang baik diminum setelah makan adalah obat-obatan yang sifatnya mengiritasi saluran pencernaan apabila diminum dalam keadaan perut kosong. Jadi apabila anda sakit dan perlu minum obat perhatikan aturan pakai obat dan apabila masih belum jelas dapat ditanyakan kepada apoteker atau asistennya. Jadi minum obat sebaiknya setelah makan hanya mitos.

Mitos atau fakta?
Sakit maag tidak dapat sembuh dan bersifat kambuh-kambuhan.
Penyakit maag adalah adalah penyakit radang dan perlukaan pada lambung yang disebabkan oleh zat yang bersifat iritatif, mekanik maupun bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan sakit maag adalah Helicobacter pylori. Bakteri ini tahan terhadap asam sehingga tahan terhadap asam lambung dan dapat hidup di lambung. Pada sebagian besar penderita penyakit maag ini meyakini bahwa dirinya mengidap penyakit ini dan tidak bisa sembuh total, yang artinya akan kambuh-kambuhan. Faktanya penyakit maag ini dapat sembuh total tanpa kambuh kembali. Asam lambung adalah asam kuat (HCl). Kekuatan asam lambung ini dapat diumpamakan sebagai air accu pada kendaraan bermotor. Seperti yang kita ketahui apabila kita terkena air accu kendaraan bermotor maka kulit kita dapat melepuh. Tetapi mengapa dinding lambung tidak melepuh apabila terkena asam lambung? Ya, jawabannya adalah pada dinding lambung terdapat lapisan yang dapat melindungi dinding lambung dari asam lambung, sehingga asam lambung tidak dapat merusak dinding lambung itu sendiri. Pada penderita penyakit maag pelindung ini tidak ada pada daerah yang mengalami iritasi dan perlukaan, sehingga dapat melepuh dan menimbulkan rasa nyeri apabila terkena asam lambung. Dengan demikian kita tahu kunci sukses penanganan penyakit maag agar dapat sembuh total tanpa kambuh kembali, yaitu membuat dinding lambung utuh kembali dengan lapisan pelindungnya. Untuk dapat membuat dinding lambung utuh kembali dengan lapisan pelindungnya maka dinding lambung harus diberikan kesempatan untuk beregenerasi memperbaiki dirinya sendiri tanpa ada gangguan dari asam lambung. Oleh sebab itu produksi asam lambung harus dihentikan minimal selama 8 minggu. Untuk dapat menghentikan produksi asam lambung maka penderita penyakit maag harus minum obat penghenti produksi asam lambung selama minimal 8 minggu juga. Selain itu penyebabnya harus disingkirkan, apabila penyebabnya bakteri maka bakteri harus dibunuh dengan obat antibiotik. Jadi sakit maag tidak dapat sembuh dan bersifat kambuh-kambuhan adalah mitos.

Mitos atau fakta?
Sakit mata karena infeksi dapat menular melalui pandangan mata.
Penyakit mata infeksi merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Keduanya dapat menyebabkan mata merah dan berair. Karena disebabkan oleh virus atau bakteri maka kita akan dapat tertular apabila virus atau bakteri ini masuk kedalam mata kita. Jadi penularan penyakit ini adalah lewat air mata. Air mata pada penderita penyakit mata infeksi banyak mengandung bakteri atau virus. Apabila tidak sengaja terkena usapan tangan dan orang yang sehat berjabat tangan dengan orang yang sakit, maka bakteri atau virus dapat menyebar pada tangan orang sehat. Bakteri dan virus ini dapat mencapai mata apabila orang yang sehat yang tangannya sudah mengandung virus atau bakteri mengucek matanya. Banyak orang yang sedang menderita penyakit mata infeksi ini menggunakan kacamata hitam. Tujuan penggunaan kacamata ini bukan untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus penyebab sakit mata ini, melainkan untuk melindungi mata dari rasa silau, karena biasanya penderita penyakit mata infeksi mengeluhkan silau. Selain itu tujuan penggunaan kacamata hitam ini adalah untuk estetika agar matanya yang merah dan bengkak dapat disamarkan. Jadi Sakit mata karena infeksi dapat menular melalui pandangan mata adalah mitos.

1 komentar: