Entri Populer

Selasa, 04 Januari 2011

MENGENAL OBAT BATUK DENGAN LEBIH BAIK

Seperti Sudah kita ketahui baik melalui pariwara media televisi maupun media cetak, obat batuk yang sekarang banyak dipasarkan ada dua jenis yaitu antitusif atau penekan batuk dan ekspektoran atau pengencer dahak.

Mengapa terdapat dua jenis obat batuk, tidak terlepas dari bagaimana batuk bisa terjadi. Batuk sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang bertugas untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas, terutama saluran nafas atas. Batuk juga dapat terjadi apabila terdapat rangsangan pada saluran pernafasan baik berupa benda asing maupun proses peradangan yang banyak menghasilkan lendir yang harus dikeluarkan dari saluran pernafasan.

Obat batuk antitusif merupakan obat batuk yang bertujuan menekan batuk sehingga batuk tidak timbul. Obat-obatan jenis ini yang paling banyak digunakan adalah golongan dextrometorphan (DMP) yang dapat dibeli bebas di toko obat dalam bentuk tercampur dengan obat pilek dan obat penurun panas. Namun DMP sendiri dalam tablet tunggal yang hanya berisi zat aktif DMP hanya dapat dibeli dengan menggunakan resep dokter, oleh karena tablet ini dalam dosis besar dapat menyebabkan ”teler” dan sering disalahgunakan oleh sebagian masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Golongan obat batuk yang kedua yang paling banyak digunakan adalah codein. Codein sebenarnya merupakan obat pereda nyeri yang juga memiliki efek menekan reflek batuk sehingga batuk menjadi reda. Codein juga merupakan derivat dari opium sehingga penderita batuk yang mengkonsumsi obat ini dapat merasakan perasaan yang tenang dan lebih baik serta sedikit mengantuk. Oleh karena obat ini dapat disalahgunakan maka untuk mendapatkannya diperlukan resep dari seorang dokter.

Obat batuk ekspektoran merupakan obat batuk yang bertujuan mengencerkan dahak yang kental sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan dari saluran nafas saat batuk. Oleh sebab itu tidak heran apabila pada saat-saat awal mengkonsumsi obat batuk ekspektoran, batuk semakin menjadi-jadi dan akan berangsur-angsur mereda setelah semua lendir kental yang tertimbun dalam saluran nafas dapat dikeluarkan. Obat batuk ekspektoran banyak macamnya, antara lain gliceril guaiacolat, bromhexim, ambroxol, dan N-asetil cistein. Khusus obat batuk ekspektoran yang disebutkan terakhir ini memiliki efek lain yang bagus selain sebagai pengencer dahak, yaitu sebagai anti oksidan yang sangat baik untuk saluran pernafasan.

Banyak masyarakat yang menyepelekan batuk yang dideritanya, sehingga mereka membeli obat batuk di toko obat, apotek atau bahkan di supermarket tanpa konsultasi pada dokter seblumnya. Hal ini tidaklah salah 100% namun hati-hatilah memilih oabat batuk yang akan anda pakai, apakah itu obat batuk ekspektoran atau obat batuk antitusif. Oleh karena apabila batuk kita adalah tipe batuk yang produktif (banyak menghasilkan dahak yang kental) maka obat batuk ekspektoranlah yang baik digunakan, oleh karena apabila kita menggunakan obat batuk antitusif, maka dahak yang kental ini justru tidak dapat dikeluarkan dari saluran nafas dan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga bukan kesembuhan yang kita dapatkan melainkan batuk kita akan semakin bertambah berat dan bahkan dapat terjadi infeksi saluran pernafasan bagian bawah seperti bronkitis dan pneumonia.

Membedakan batuk kering dan batuk yang produktif tidaklah sulit. Dari suara batuk dapat kita ketahui apakah itu batuk berdahak atau batuk kering. Pada batuk berdahak suara batuk akan terdengar basah dan biasanya akan terdapat dahak kental di mulut setelah batuk. Pada batuk kering suara batuk akan terdengar nyaring dan tidak ada dahak di mulut setelah batuk. Namun demikian akan sangat lebih baik apabila anda mengkonsultasikannya terlebih dahulu pada dokter keluarga anda, sebab salah memilih obat batuk akan menyebabkan batuk anda menjadi lebih parah.

1 komentar: